عَنْ أَبِيْ عَبْدِ اللهِ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ اَرَأَيْتَ إِذَا صَلَّيْتَ الْمَكْتُوْبَاتِ وَصُمْتُ رَمَضَانَ وَأَحْلَلْتُ الْحَلَالَ وَحَرَّمْتُ الْحَرَامَ وَلَمْ أَزِدْ عَلَى ذَالِكَ شَيْئًا أَدْخُلُ الْجَنَّةَ؟ قَالَ نَعَمْ. رواه مسلم. وَمَعْنَى حَرَّمْتُ الْحَرَامَ اجْتَنَبْتُهُ، وَمَعْنَى أَحْلَلَتُ الْحَلَالَ فَعَلْتُهُ مُعْتَقِدًا حِلَّهُ
Terjemah:
Dari Abi 'Abdillah Jabir bin 'Abdillah Al-Anshari radhiyallahu 'anhu sesungguhnya seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian berkata: “Bagaimana pendapatmu jika aku melaksanakan shalat fardhu dan puasa pada bulan Ramadhan, menghalalkan yang halal, mengharamkan yang haram dan aku tidak menambahkan selain itu sedikitpun, apakah aku akan masuk surga?” Nabi bersabda: “Ya”.
Diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Maksud “aku mengharamkan yang haram” ialah menjauhinya, dan maksud “menghalalkan yang halal” ialah aku mengerjakan dengan keyakinan halalnya.